3000 Lebih Pemancing Terlibat, Festival Maksaira 2018 Raih Rekor MURI

3000 Lebih Pemancing Terlibat, Festival Maksaira 2018 Raih Rekor MURI


3000 Lebih Pemancing Terlibat, Festival Maksaira 2018 Raih Rekor MURI

Posted: 16 Apr 2018 06:00 PM PDT

Festival Maksaira 2018 Catat Rekor MURI Pemancing Ikan Terbanyak
SANANA, LELEMUKU.COM - Festival Maksaira 2018 yang dibuka pada Sabtu (14/04) menjadi ajang warga dan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara untuk mencatatkan torehan prestasi pada Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). 

MURI berhasil mengesahkan Festival Maksaira dalam catatan rekor Lomba Memancing Ikan Kerapu oleh Pemancing Terbanyak dengan jumlah mencapai 3.000 lebih orang. Penghargaan rekor ini diserahkan langsung perwakilan MURI, Awan Rahargo, kepada Bupati Kepulauan Sula Hendrata Thes.

Festival Maksaira edisi kedua yang dihelat pada Minggu, 15 April 2018, di Pantai Pengeringan, Sanana, ini menjadi ajang promosi perikanan hingga potensi wisata di Kabupaten Kepulauan Sula. Bupati Hendrata mengatakan, selain potensi kelautan dan perikanan, Kepulauan Sula punya panorama bawah laut yang masih unik serta alami.

"Maksaira sendiri dimaknai sebagai pertemuan tokoh adat. Maksaira mengandung makna filosofi kedaerahan seperti gotong-royong untuk persatuan bersama," ujar Bupati Hendrata dalam sambutannya sebelum melepas para pemancing ke laut untuk menangkap ikan kerapu yang menjadi salah satu komoditas perikanan Kabupaten Kepulauan Sula.

Memancing ikan, kata Hendrata, merupakan salah satu budaya yang biasa dilakukan masyarakat di Kepulauan Sula. Hendrata berharap agenda ini berkelanjutan setiap tahunnya demi terus memperkenalkan budaya, kearifan lokal, juga keindahan alam Sula ke seluruh Indonesia, bahkan dunia internasional. 

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula menyediakan hadiah tiga buah body fiber perahu dan tiga mesin perahu senilai total Rp 150-Rp 200 juta. Hadiah ini diberikan kepada pemancing yang mendapat hasil terbanyak.

Para pemancing menangkap kerapu dengan alat tradisional dan kapal yang mereka miliki. Tercatat ada 713 sampan, 125 ketinting, 79 long boat, 248 kapal fiber, serta 12 kapal jiob digunakan 3.041 peserta terdaftar yang berasal dari 47 desa. Ribuan perahu ini berjajar sepanjang 20-an kilometer dari Pantai Wai Ipa hingga Desa Bajo.

Maksaira sendiri, lanjut Hendrata, dalam bahasa daerah Sula memiliki arti gotong royong. Sebelumnya, kegiatan dalam Festival Maksaira sendiri bukanlah memancing ikan melainkan membakar ikan bersama sepanjang 15 kilometer. 

"Tahun ini ingin membuat sesuatu hal yang berbeda. Jadi tidak mungkin bakar ikan lagi," kata dia. 

Memancing ikan, kata Hendrata, merupakan salah satu budaya yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Kepulauan Sula. Hendrata berahrap agenda ini diharapkan dapat terus berlangsung setiap tahunnya untuk bisa memperkenalkan budaya Sula ke seluruh Indonesia bahkan mancanegara.

Selain lomba memancing, Festival Maksaira diramaikan dengan expo produk-produk lokal, seperti kerajinan tangan, makanan ringan, madu khas Sula, dan berbagai inovasi SKPD Kabupaten Kepulauan Sula. 

Masyarakat juga dihibur artis Ibu Kota, seperti Selfi Nafilah (KDI), Trio Srigala, serta artis lokal yang sedang digandrungi, Briptu Fahrin Ilham Silayar.

Hadir pula Puteri Indonesia 2018, Sonia Fergina Citra, yang berbagi pengalaman dan motivasi sembari mengenakan serta memperkenalkan batik khas Sula. Sonia yang berasal dari Belitung dan mengaku suka memancing ini terkesan dengan hangatnya masyarakat Sula. Ia berharap Kepulauan Sula semakin maju serta berkembang.  (PublikNews/Detik/Kompas)  

Simon Samangun Hidupkan Kampung Matematika dan Bahasa Inggris di Arui Das

Posted: 16 Apr 2018 05:00 PM PDT

BEM STKIPS Hidupkan Kampung Matematika dan Bahasa Inggris di Arui DasSAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Saumlaki (STKIPS), Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki (YPT-RLS), Simon Samangun ingin menghidupkan kembali kegiatan Kampung Matematika dan Bahasa Inggris di Desa Arui Das, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.

"Saya ingin membentuk kembali Kampung Matematika dan Bahasa Inggris di desa binaan kami, yaitu di Desa Arui Das, Kecamatan Wertamrian. Program ini sudah dijalankan oleh BEM tahun lalu," ungkap Simin saat diwawancarai Lelemuku.com di Kampus Lelemuku, Lauran pada Senin (16/04).

Ia mengatakan kehadiran STKIPS YPT-RLS bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya warga di Kepulauan Tanimbar yang sesuai dengan visi STKIPS yaitu mewujudkan mahasiswa yang berkualitas, yang berpedoman pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945  dan Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga mereka dapat menjadi memberdayakan masyarakat dan mengamalkan ilmunya, salah satunya dengan melaksanakan kegiatan seperti ini.

"Untuk English club dan Matematika club sudah berjalan beberapa pekan yang lalu di Desa Arui Das," ujar dia.

Ia katakan ini merupakan bagian dari program STKIPS mengajar dimana mahasiswa akan diturunkan ke desa-desa yang kekurangan guru bahasa inggris dan matematika, disana para mahasiswa ini akan memberi kontribusi lewat bidang ilmu mereka kepada generasi muda masa depan MTB.

"Untuk kegiatan ini kami badan pengurus sedang mengakses dan survey desa-desa mana yang kekurang guru bahasa ingris dan matematika, setelah itu baru kami putuskan desa mana yang akan kami kunjungi," jelas Ketua BEM masa bakti 2017 hingga 2018.

Selain kitu ada beberapa program kerja di Tahun 2018 yang akan dilakukan Simon bersama seluruh pengurus BEM STKIPS, diantaranya membentuk klub matematika dan bahasa inggris, Forum Komunikasi Mahasiswa , STKIPS Mengajar dan Dies Natalis STKIPS. ,

"Kami akan bentuk Forum Komunikasi Mahasiswa berupa gagasan dimana BEM STKIPS akan mengumpulkan para BEM di setiap kampus di Kabupaten MTB sebagai wadah bertukar pikiran membahas peran pemuda di Negeri Duan Lolat ini. Sehingga para mahasiswa dapat bermanfaat bagi nusa dan bangsa," ungkap dia. (Eva Bembuain)

Kabupaten Maltra Siap Promosi Pariwisata Lewat Aksesibilitas dan Fasilitas

Posted: 16 Apr 2018 03:39 PM PDT

LANGGUR, LELEMUKU.COM - Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku terus menunjukan komitmennya dalam memajukan pariwisata daerah. Kabupaten Maluku Tenggara memiliki potensi besar dalam pariwisata dan perikanan. 93 persen wilayah Maluku Tenggara adalah perairan dan sisanya daratan. 

"Saat ini, kami terus melakukan berbagai usaha untuk mengangkat potensi pariwisata dengan memanfaatkan 93 persen wilayah perairan tersebut, khususnya pulau Kei" ujar Samuel Risembessy, Bupati Maluku Tenggara, dalam audiensi bersama Forum Wartawan Pariwisata dan Biro Komunikasi Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, di Forganza Cafe, Langgur, Maluku Tenggara, Jumat (16/3).

Pertemuan ini merupakan salah satu agenda kegiatan Press Tour Biro Komunikasi Publik dan Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) ke Kabupaten Maluku Tenggara pada 14-17 Maret 2017 dengan membawa 14 jurnalis media massa nasional baik Cetak, Online dan TV.

Menurut Samuel, sejumlah usaha untuk memajukan pariwisata Maluku Tenggara telah dilakukan terutama dalam memperbaiki aksesibilitas dan promosi. Apalagi menurut Samuel, saat ini Kei lah yang menjadi wajah wisata provinsi Maluku, karena sebagian besar potensi wisata Maluku berada di kabupaten tersebut.

Untuk aksesibilitas, Kabupaten Maluku Tenggara tengah bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan berencana untuk memperpanjang runway Bandara Karel Sadsuitubun dari 2350 m menjadi 2500 m. 

"Selain rencana perpanjangan runway, Januari lalu Maluku Tenggara berhasil mendatangkan Maskapai Sriwijaya dari Makassar menuju Langgur dan Batik Air juga direncanakan akan terbang menuju Langgur," jelas Samuel.

Dari sisi promosi, Maluku Tenggara menggenjot potensi pariwisatanya melalui penyelenggaraan event. Salah satunya, event Wonderful Sail 2018 yang akan dilaksanakan pada 23-27 Juli 2018. 

"Untuk Wonderful Sail 2018, kami akan fokus mempersiapkan produk-produk unggulan dari masing-masing desa di Kabupaten Maluku Tenggara sebagai atraksi nanti" ujar Samuel.

Masih disisi promosi, Kabupaten Maluku Tenggara juga telah sukses menyelenggarakan event besar yaitu Bali Kei Archipelago Festival (BKAF) yang merupakan event internasional pertama di Pulau Kei dan Festival Meti Kei yang keduanya dilaksanakan di bulan Oktober Tahun 2017.

Rencana program pariwisata lainnya yaitu "one village, one product" yang berusaha menciptakan produk-produk unggulan baik kuliner, kerajinan, hingga seni dari masing-masing desa di kabupaten Maluku  Tenggara ini diharapkan dapat terus dilakukan bahkan setelah Event Wonderful Sail 2018 selesai. 

"Harapan kami produk khas tiap desa dapat memperpanjang lenght of stay dari wisatawan yang datang," ujar Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, Roy Rahajaan.

Semua komitmen dan usaha yang dilakukan untuk memajukan pariwisata oleh pemerintah kabupaten serta dispar Maluku Tenggara, bukan tanpa tantangan. Keadaan alam untuk berwisata yang tidak bisa diprediksi, kesediaan telekomunikasi atau provider yang sangat terbatas, amenitas yang masih minim, akses menuju pulau-pulau yang masih hanya mengandalkan speed boat dan kapal nelayan dengan waktu tempuh yang cukup lama, sampah di destinasi wisata, dan SDM pariwisata masih menjadi sejumlah kendala.

"Tantangan memang banyak namun dana terbatas, tapi kami terus berusaha benahi satu persatu masalahnya. Kaitan dengan sampah, misalnya, kami baru saja menandatangani MoU Cipta Karya, mendapat bantuan mobil sampah dan daur ulang sampah. Ke depannya sampah akan dibantu Cipta Karya untuk dihandle," ujar Roy Rahajaan.

Selain itu, tahun 2017, fokus dispar Maluku Tenggara yaitu meningkatkan kualitas SDM pariwisata dengan melakukan pelatihan dan workshop, maka tahun ini Dispar Maluku Tenggara berfokus kepada penyiapan objek pariwisata. Roy menjelaskan, salah satu usaha yang dilakukan Dispar dengan membangun pusat kuliner di tempat wisata seperti di pantai panjang, yang baru saja selesai tahun lalu.

Kepala Biro Komunikasi Publik, Guntur Sakti yang menjadi pimpinan rombongan peserta Press Tour sangat mengapresiasi inisiatif Dispar Maluku Tenggara atas kerjasama kegiatan Press Tour ini. 

"Saya selaku pimpinan rombongan mengucapkan terima kasih atas inisiatif Pak Kadis untuk mengajak kami bekerjasama melakukan kegiatan Press Tour ini, semoga kerjasama kita tidak hanya berhenti sampai disini saja", ujar Karo Komblik yang akrab disapa Bro GS. 

Di kesempatan yang sama, Guntur Sakti pun mengatakan bahwa sebuah destinasi wisata yang maju itu perlu kesiapan dari unsur 3A yakni Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas. 

"Seperti kata Menpar Arief Yahya, bahwa Atraksi destinasi di setiap daerah sudah pasti tersedia dan lengkap baik unsur alam, budaya, kuliner dan manmade-nya, namun untuk unsur aksesibilitas dan amenitas inilah yang masih menjadi kendala di banyak destinasi wisata daerah, khususnya di Kepulauan", jelas Guntur Sakti. 

Menteri Pariwisata, Arief Yahya sangat mendukung kegiatan yang melibatkan unsur ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media) seperti kegiatan Press Tour ini. 

"Pariwisata daerah tidak akan maju tanpa ada komitmen dari CEO atau Kepala Daerah untuk memajukan wisata daerahnya, dan kegiatan Press Tour ini saya apresiasi sebagai salah satu bentuk komitmen Pemda Maluku Tenggara untuk lebih memperkenalkan potensi wisata daerahnya, khususnya Pulau Kei kepada dunia luar melalui Media," ujar Menpar Arief Yanya.

Guntur Sakti pun menambahkan, dalam menjawab tantangan Aksesibilitas dan Amenitas di Maluku Tenggara, bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Manajemen Pulau Bawah di Kabupaten Kepualauan Anambas yang telah menggunakn Seaplane sebagai akses menuju Pulau Bawah atas seizin Kementerian Perhubungan. Dan untuk Amenitas, sesuai arahan Menpar Arief Yahya bahwa mulai tahun ini, Kemenpar akan mulai menjalankan kebijakan baru yaitu Nomadic Tourism. 

"Mungkin Pemprov Maluku bisa mengadaptasi mengenai Seaplane tersebut agar banyak wisatawan yang tertarik untuk datang karena akses yang cepat dan mudah. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan Amenitas, bisa mempelajari mengenai Nomadic Tourism, dengan Caravan, Glamping dan Home Pod", jelas Guntur Sakti. (HumasKominfo)
Bagi ke WA Bagi ke G+